Mengenal Sistem Hidroponik NFT dan DFT: Mana yang Lebih Cocok untuk Budidaya ?

Hai Sobat tani, tentu kita yang sudah memulai bertani hidroponik sudah akrab dengan dua sistem hidroponik yang sering digunakan yaitu NFT (Nutrient Film Technique) dan sistem DFT (Deep Flow Technique). untuk sobat tani yang baru ingin memula hidroponik tentu masih bingung untuk menenetukan mana sistem yang bisa memaksimalkan hasil panen oleh sebab itu dalam artikel ini, kita akan membahas secara singkat tentang kedua sistem ini.

Sistem Hidroponik NFT:

Sistem Hidroponik NFT adalah metode di mana larutan nutrisi dialirkan secara terus menerus melalui akar tanaman dengan menggunakan lembaran datar atau pipa dengan lapisan tipis. Air mengalir dengan kecepatan yang cukup untuk membentuk film tipis di sepanjang akar tanaman, memberikan nutrisi yang cukup. Kelebihan dari sistem NFT termasuk penggunaan air yang lebih sedikit, pemanenan yang mudah, dan efisiensi nutrisi yang tinggi. Namun, perlu pemantauan yang cermat karena sistem ini rentan terhadap kegagalan pompa air atau penyumbatan pipa.

Sistem Hidroponik DFT

Sistem Hidroponik DFT adalah metode di mana akar tanaman ditempatkan di atas permukaan air yang mengalir dengan tingkat yang rendah melalui bak atau wadah. Akar tanaman terendam dalam air yang mengandung larutan nutrisi. Kelebihan dari sistem DFT termasuk stabilitas yang tinggi, kesederhanaan dalam perawatan, dan keandalan yang tinggi. Namun, perlu pemantauan yang hati-hati terhadap kualitas air dan pH agar tanaman tetap sehat.

Nah saat ini  sobat tani sudah mengetahui cara kerja dari sistem NFT dan sistem DFT,  Selanjutnya kita akan membahas perbandingan antara sistem NFT (Nutrient Film Technique) dan DFT (Deep Flow Technique) dalam hidroponik dapat ditinjau dari beberapa aspek. Mari kita lihat beberapa perbedaan yang mungkin membantu memahami keunggulan masing-masing sistem

  1. Penggunaan Air: Secara umum, sistem DFT membutuhkan volume air yang lebih besar dibandingkan dengan sistem NFT. Sistem DFT menggunakan wadah yang diisi dengan air untuk menyelamahi akar tanaman. Di sisi lain, sistem NFT menggunakan lapisan tipis air yang mengalir di sepanjang akar. Oleh karena itu, jika ketersediaan air terbatas, sistem NFT mungkin menjadi pilihan yang lebih efisien.

  2. Keandalan: Sistem DFT cenderung lebih andal dalam hal menjaga ketersediaan air dan nutrisi bagi tanaman. Tanaman dalam sistem DFT terendam dalam air dengan tingkat aliran yang rendah, memberikan stabilitas yang lebih tinggi. Di sisi lain, dalam sistem NFT, jika pompa air mengalami kegagalan atau terjadi penyumbatan pipa, suplai air dan nutrisi bagi tanaman dapat terhenti.

  3. Efisiensi Nutrisi: Sistem NFT umumnya dianggap lebih efisien dalam pemanfaatan nutrisi. Dalam sistem ini, nutrisi mengalir dalam film tipis di sepanjang akar tanaman, memungkinkan akar untuk mengambil nutrisi dengan lebih efisien. Di sisi lain, dalam sistem DFT, nutrisi terlarut dalam air yang mengalir di sekitar akar tanaman, sehingga penyerapan nutrisi mungkin sedikit lebih rendah.

  4. Perawatan dan Pemeliharaan: Secara operasional, sistem NFT cenderung lebih mudah dalam hal pembersihan, perawatan, dan pemeliharaan pipa karena menggunakan lapisan tipis air yang mengalir. Di sisi lain, dalam sistem DFT, perlu pemantauan yang hati-hati terhadap kualitas air dan pH agar tanaman tetap sehat.

Selain perbandingan yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa keunggulan tambahan dari sistem NFT (Nutrient Film Technique) dibandingkan dengan sistem DFT (Deep Flow Technique):

  1. Akses Akar yang Lebih Baik ke Oksigen: Dalam sistem NFT, akar tanaman terpapar secara langsung terhadap udara, memberikan akses yang lebih baik terhadap oksigen. Oksigen yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman. Dalam sistem DFT, akar terendam dalam air, sehingga akses akar terhadap oksigen mungkin sedikit lebih terbatas.

  2. Pemanenan yang Mudah: Sistem NFT memiliki kemudahan dalam hal pemanenan tanaman. Tanaman dapat dengan mudah dipanen dari lapisan tipis air yang mengalir, tidak memerlukan proses penanganan yang rumit. Di sisi lain, dalam sistem DFT, tanaman ditanam di dalam wadah atau bak dengan tingkat air yang lebih tinggi, yang mungkin memerlukan penanganan yang lebih hati-hati saat pemanenan.

  3. Potensi Penggunaan Lahan yang Lebih Kecil: Sistem NFT sering kali memungkinkan penggunaan lahan yang lebih kecil daripada sistem DFT. Dalam sistem NFT, tanaman tumbuh dalam lapisan tipis di atas pipa atau papan yang dapat disusun secara vertikal, mengoptimalkan penggunaan ruang vertikal. Dalam sistem DFT, tanaman terendam dalam air di wadah yang memerlukan ruang horisontal yang lebih luas.

Tentu sistem DFT juga memiliki beberapa kelebihan dibanding sistem NFT yang harus sobat tani ketahui, ada beberapa keunggulan dari sistem DFT (Deep Flow Technique) dibandingkan dengan sistem NFT (Nutrient Film Technique):

  1. Stabilitas Nutrisi yang Lebih Baik: Dalam sistem DFT, air dan nutrisi disediakan dalam bak atau wadah dengan tingkat yang lebih rendah. Ini menciptakan kondisi yang lebih stabil untuk tanaman, di mana akar terendam dalam air yang konsisten. Stabilitas ini membantu mempertahankan tingkat nutrisi yang konsisten bagi tanaman, mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas.
  2. Penyediaan Air dan Nutrisi yang Tahan Lebih Lama: Dalam sistem DFT, air dan nutrisi disediakan dalam volume yang lebih besar, sehingga memungkinkan penyediaan yang tahan lebih lama tanpa perlu pengisian ulang secara teratur. Hal ini dapat mengurangi pemantauan dan pemeliharaan harian, menjadikan sistem DFT lebih praktis dan efisien bagi petani yang memiliki keterbatasan waktu.
  3. Kelebihan dalam Budidaya Tanaman yang Lebih Besar: Sistem DFT memiliki keunggulan dalam budidaya tanaman yang lebih besar atau tanaman yang memiliki kebutuhan air yang lebih besar. Dalam sistem ini, bak atau wadah dapat menampung lebih banyak air untuk menopang pertumbuhan tanaman yang lebih besar.
  4. Resiliensi terhadap Gangguan Sistem: Sistem DFT memiliki keunggulan dalam menangani gangguan sistem seperti pemadaman listrik atau kegagalan pompa air. Akar tanaman dalam wadah yang terendam air dapat bertahan dalam kondisi tanpa air untuk jangka waktu tertentu sebelum kembali ke kondisi normal. Ini memberikan jendela waktu yang lebih panjang untuk memperbaiki gangguan dan memulihkan sistem.
  5. Toleransi terhadap Perubahan pH dan Kualitas Air: Sistem DFT cenderung lebih toleran terhadap perubahan pH dan kualitas air. Dalam sistem ini, air mengalir melalui tanaman dengan kecepatan yang lebih rendah, memberikan kesempatan bagi tanaman untuk menyerap nutrisi meskipun ada fluktuasi pH atau kualitas air.

Setiap sistem memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, dan pilihan tergantung pada preferensi, jenis tanaman, dan kondisi budidaya yang ada. Pemilihan sistem yang tepat harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut untuk mencapai hasil yang optimal dalam budidaya hidroponik.

Karena tadi kita sudah membahas perbedaan dan juga kelebihan antara sistem DFT dengan sistem NFT saat ini kita bahas dari segi lebih murah mana antara sistem NFT dengan sistem DFT

Dalam hal biaya pembuatan, sistem DFT (Deep Flow Technique) umumnya lebih murah dibandingkan dengan sistem NFT (Nutrient Film Technique). Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi biaya pembuatan kedua sistem ini:

  1. Infrastruktur: Sistem DFT memerlukan peralatan yang relatif sederhana, seperti bak atau wadah untuk menampung air dan tanaman. Struktur wadah bisa terbuat dari bahan sederhana seperti plastik atau fiberglass. Di sisi lain, sistem NFT membutuhkan pipa atau lembaran datar yang khusus dirancang untuk mengalirkan lapisan tipis air. Bahan ini mungkin lebih mahal dan perlu penanganan yang lebih cermat.

  2. Pompa Air: Kedua sistem ini membutuhkan pompa air untuk mengalirkan nutrisi ke tanaman. Namun, dalam sistem NFT, pompa air perlu memiliki kapasitas yang cukup untuk menghasilkan aliran air yang konstan dalam lapisan tipis. Pompa yang memiliki fitur khusus untuk menjaga aliran air dalam sistem NFT mungkin lebih mahal dibandingkan dengan pompa standar yang digunakan dalam sistem DFT.

  3. Pipa atau Lembaran Datar: Dalam sistem NFT, pipa atau lembaran datar khusus diperlukan untuk mengalirkan nutrisi secara merata di sepanjang akar tanaman. Bahan ini dapat menambah biaya pembuatan sistem NFT. Di sisi lain, dalam sistem DFT, tidak diperlukan pipa atau lembaran datar yang spesifik, karena tanaman ditempatkan di atas permukaan air yang mengalir.

Namun, perlu diingat bahwa biaya pembuatan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran sistem, jenis tanaman yang dibudidayakan, serta harga bahan dan peralatan yang tersedia di lokasi Anda. Penting untuk melakukan perencanaan dan penelitian yang cermat untuk menentukan biaya pembuatan yang sesuai dengan anggaran dan kebutuhan Anda

Dari Pemaparan diatas Apakah Sobat tani sudah dapat referensi sistem yang ingin digunakanuntuk memulai hidroponik atau malah justru masih bingung memilih sistem yang mana ?

silahkan komen dibawah ini jika masih ada yang ingin ditanyakan

Jika sobat tani ingin tau lokatani bisa Kunjungi halaman website kami lokatani di link berikut https://www.lokatani.id/

Sobat tani Juga bisa bertanya langsung tentang permasalah kebun ke instagram kami di bawah ini, Happy Farming


Categories:


Comments

One response to “Mengenal Sistem Hidroponik NFT dan DFT: Mana yang Lebih Cocok untuk Budidaya ?”

  1. rhaka febriandi Avatar
    rhaka febriandi

    sangat bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *